in

Tuesday, February 25, 2014

Di Panti Asuhan Samuel, anak-anak diberi makan mi & nasi basi

Di Panti Asuhan Samuel, anak-anak diberi makan mi & nasi basi

Tidak seperti manusia pada umumnya yang sehari-hari makan nasi dan lauk pauk layak. Anak-anak Panti Asuhan Samuel justru sehari-hari diberi makan dan minum menu di luar nalar manusia. Mereka hanya diberi mi instan yang sudah kering dengan nasi hampir basi.

Bukan karena kekurangan dana atau kekurangan donatur di panti yang berlokasi di Cluster Miccelia Summarecon Gading Serpong, Kabupaten Tangerang tersebut. Namun lebih karena kekejaman pemilik panti, yaitu Chemuel dan Yuni.
Sumbangan dari para donatur berupa sembako dan pakaian layak tidak pernah sampai kepada anak-anak malang tersebut, melainkan justru kedua pemilik panti menjual kembali pemberian para donatur itu.
"Warga sekitar panti sampai berujar kepada para donatur, pak kalau mau ngasih makanan yang langsung habis saja, karena kalau dikasih sembako pasti dijual lagi sama pemilik panti," ujar Wakil Direktur Divisi Pidana LBH Mawar Sharon, Yuliana Rosalina saat ditemui di Kantornya di Jalan Sunter Boulevard, Jakarta Utara, Senin (24/2).
Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu anak asuhnya berinisial J. Menurut dia, sekitar 30 anak dalam panti tersebut hanya diberi makan mi yang hampir basi dan diberi minum air keran mentah.
"Tiap hari, tiga kali sehari makannya mi sama nasi, minum air keran," ujar bocah berusia sembilan tahun itu.
Kasus ini mulai mencuat saat seorang anak berinisial H melaporkan peristiwa yang terjadi di panti tersebut kepada donatur panti. Mendengar laporan tersebut, pihak donatur kemudian mengadukan kasus ini ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Sharon.
Donatur selama ini sering merasa heran dengan kondisi panti asuhan. Meski kerap mendapat sumbangan, anak-anak di panti tetap terlihat kurus, lusuh dan tidak terurus. Bahkan pihak donatur sering mendapati tubuh anak-anak dipenuhi dengan luka memar seperti bekas pukulan, sabetan bahkan bekas gigitan orang dewasa.
Tak hanya itu, H mengungkapkan, dirinya bersama anak-anak panti lain sering dipukul dengan sepatu, diseret, diikat dan dikurung.(merdeka/24/2/14)

No comments:

Post a Comment